Minggu, 25 Mei 2008

Konservasi

WCS Rilis 12 Spesies Paling Terancam Punah
( Sumber LIVESCIENCE, By : KOMPAS.COM )


JAKARTA, MINGGU - Organisasi lingkungan Wildlife Coservation Society (WCS) merilis 12 spesies paling terancam punah saat ini dalam daftar "Rarest of the Rare." Dalam daftar yang dirilis Jumat (16/5) itu tedapat jenis mamalia, ikan, reptil, amfibi, dan serangga.

"Rarest of the Rare adalah potret sejumlah kecil spesies yang paling terancam punah untuk menggambarkan perjuangan mereka dan menginspirasi publik untuk berjuang mempertahankannya," ujar Kent Redford, direktur WCS Institute.

Pada tahun 2007, WCU/IUCN (World Corservation Union /International Union for Conservation of Nature) melaporkan bahwa jumlah hewan yang terancam punah di seluruh dunia mengalami kenaikan. Saat ini, dalam daftar merah WCS/IUCN terdaftar 16.306 hewan terancam punah atau naik 188 spesies daripada tahun 2006.

Ancaman yang dihadapi setiap jenis spesies berbeda-beda. Spesies endemik biasnya menghadapi persaingan sengit dengan spesies pendatang yang berkembang pesat. Sebab lainnya, kerusakan lingkungan yang menyebabkan perubahan habitat, perburuan liar, atau wabah penyakit mematikan.

Daftar 12 spesies yang paling terancam punah versi WCS tersebut adalah sebagai berikut:

1. Burung booby Abbott
Burung laut besar yang memiliki warna khas hitam putih ini hanya hidup di Pulau Christmas, di Samudera India.

2. Kambing Addax
Antelop atau sejenis kambing gunung yang memiliki tanduk spiral yang panjang ini aktif di malam hari dan hidup di gumuk pasir Gurun Sahara.

3. Ikan hiu malaikat
Predator laut yang aktif di malam hari, menjelajah dekat dasar laut di perairan Atlantik bagian Utara, Laut wcs release rerest of the rareMediterania, dan Laut Hitam.

4. Burung puyuh Florican Benggala
Burung puyuh darat berukuran besar ini hanya hidup di Kamboja, Nepal, Vietnam, dan India.

5. Monyet tamarin singa berwajah hitam
Jenis primata ini hidup di lubang pepohonan yang dibuat burung pelatuk dan makan serangga, buah, serta tumbuh-tumbuhan. Ditemukan pertama kali tahun 1990 di Superagui, Brazil dan jumlhanya tinggal tersisa 400 ekor.

6. Penyu Birma
Salah satu jenis penyu endemik Myanmar ini pernah banyak ditemui di sungai-sungai bagian tenag hingga selatan Myanmar. Namun, saat ini sudah sangat jarang akibat perburuan daging maupun telurnya.

7. Capung Sri Lanka
Dari 53 spesies capung endemik di Sri Lanka, 20 di antaranya terancam punah.

8. Katak hijau beracun Panama
Jenis katak dari Panama ini menghadapi kematian massal akibat wabah penyakit mematikan yang dibawa jamur.

9. Paus Atlantik Utara
Diburu sejak abad ke-10, jenis paus yang beratnya mencapai 100 ton ini tinggal tersisa 350 ekor.

10. Iguana Ricord
Jenis reptil yang kulit terluarnya sangat cantik ini hanya ditemui di kawasan kering di barat daya Republik Dominika.

11. Kuda nil kerdil
Kuda nil bertubuh kecil yang hidup di hutan-hutan bagian utara LIberia, Guinea, Pantai Gading, dan Sierra Lione.

12. Badak Sumatera
Hewan tersebut dikenal juga dengan sebutan badak Asia bermabut atau badak bercula dua. Badak yang hidup di hutan tropis Indonesia dan Malaysia diperkiraka tinggal tersisa 300 ekor.


News

Mabes Polri: Tak Ada Yang Bisa Larang Polisi Masuk Kampus ( by : KOMPAS.COM )

JAKARTA, MINGGU -- Mabes Polri menegaskan polisi tidak melakukan penyerbuan ke dalam kampus Universitas Nasional, Jakarta Selatan. Kejadian sebenarnya, polisi masuk ke kampus untuk menangkap pelaku tindak anarkis. Perbuatan mahasiswa tersebut dianggap mengg -anggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat di sekitar kampus Unas. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Abubakar Nataprawira, mengatakan tindakan anarkis itu telah membuat kaca dan genting sejumlah rumah dan warung makan sekitar Unas, pecah.

"Tidak ada yang bisa melarang polisi untuk masuk ke kampus. Pengejaran polisi berakhir hanya saat sang pelaku masuk ke dalam kantor kedutaan besar dan dia sudah menyerah. Apa yang salah jika polisi masuk ke kampus untuk mengejar pelaku tindak anarkis yang sudah menyebabkan rumah penduduk dan rumah makan rusak?" ujar Abubakar kepada wartawan di ruang humas Mabes Polri, Minggu (25/5).

Sebelumnya, beredar kabar, polisi melakukan penyerbuan ke dalam kampus universitas tersebut. Bahkan menurut Komnas HAM, polisi telah melakukan pelanggaran HAM dalam kericuhan aksi unjuk rasa di Kampus Unas, Sabtu (24/5). Sebab, ada penyiksaan yang dilakuka n secara terorganisir saat polisi mengumpulkan mahasiswa di lapangan bola. Komnas HAM menyesalkan pimpinan aparat kepolisian yang tidak melakukan koordinasi dengan pihak kampus terkait ketegangan antara mahasiswa dan pihak kepolisian, dengan mengambil lang kah sepihak.