Minggu, 27 September 2009

Renungan Iman

Harapan Orang Tua

( 2 Timotius 3 : 1 – 4 )

Bumi berputar zaman berubah. Apakah karena bumi yang berputar maka terjadi perubahan nilai-nilai yang bertumbuh di tengah-tengah masyarakat kita ? Atau, karena kemajuan zaman sedemikian hebat maka terjadi perubahan pada pola pikir manusia ? Menjadi semakin baikkah atau menjadi semakin buruk ? Apakah firman Tuhan yang berkata : “ Manusia akan mencintai dirinya sendiri…mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak memperdulikan agama… tidak tahu mengasihi… “ sedang digenapi ?

Pernah seorang bapak berkata : “ Aduh anak laki-laki saya itu… sungguh tidak ada inisiatifnya… yang ia pedulikan hanyalah kesenangan pribadinya saja…mana pernah ia pegang sapu untuk membantu membersihakan rumah… “, perasaaannya begitu sedih. Hampir semua orang tua mengalami hal yang sama. Tentu sebagai bapak, sangat merindukan bawa anak laki-lakinya bisa menjadi anak yang takut akan Tuhan, mempunyai hati untuk peduli dan dapat membantu orang tuanya, serta bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Pernah terjadi, ketika halaman rumah kotor dengan dedaunan yang kering, anak laki-lakinya tak tergerak hatinya untuk membersihkannya. Ia lebih senang berkumpul dengan teman-temannya. Padahal ia adalah anak yang cukup aktif di gereja, tetapi nampaknya apa yang diajarkan di gereja tak terlalu berdampak di dalam mengubah cara berpikirnya. Atau mungkinkah di gereja tidak pernah diajarkan bahwa seorang anak juga wajib membantu orang tuanya/keluarganya ? Padahal orang tuanya meminta untuk ringan tangan membantu apa saja yang dapat dilakukan, tapi tetap saja tidak begitu memperhatikan. Sebaliknya, ia menghabiskan waktunya hanya untuk menyenangkan dirinya di depan TV, Komputer, game atau PlayStation. Itu semua adalah pemborosan waktu, uang dan pikiran, tetapi menurut anak muda sekarang itu adalah kesenangan yang tak boleh dilewatkan karena masa muda hanya sekali saja.

Hai anak-anak, dengarkanlah harapan orang tuamu. Janganlah anak-anak hanya melihat kepentingan dirinya sendiri saja tetapi nyatakanlah kasihmu kepada orang tuamu dengan cara ikut peduli terhadap apa yang bisa dikerjakan. Di samping itu, dengarkanlah didikan Tuhan yang diberikan melalui orang tuamu. Didikan orang tuamu mungkin tidak cocok dengan selera anak muda, tetapi percayalah tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi orang yang tidak berguna, melainkan menjadi seorang anak yang cakap, gesit bertanggungjawab dan sungguh-sungguh takut akan Tuhan.